Semoga Semua Informasi Yang Tercantum Dalam Blog Ini Bisa Bermanfaat Bagi Kita Semua
0

Hati-hati Pilih Obat Penurun Panas

| Author: DistroBandung
Saat ini masih banyak orang tua khususnya ibu-ibu yang belum tahu memilih obat penurun panas bagi anak. Apalagi panas atau demam merupakan salah satu gejala penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang hingga sekarang belum ada antivirusnya.

Dr Maria Melisa, Expert Marketing Manager Glaxo Smith Kline (GSK) mengatakan, masyarakat seharusnya menggunakan obat penurun panas yang mendapat rekomendasi badan kesehatan dunia (WHO). WHO merekomendasikan penggunaan parasetamol sebagai salah satu pilihan obat untuk meredakan demam pada kasus DBD. Dosis parasetamol yang digunakan untuk anak usia kurang dari 1 tahun adalah 60 mg/dosis, usia antara 1-3 tahun dosisnya 60-120 mg/dosis, usia 3-6 tahun 120 mg/dosis serta 240 mg/dosis.

"Kami melihat masyarakat banyak yang belum tepat dalam memilih obat penurun panas. Karenanya sekarang ini kami kembali melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui ceramah langsung ke masyarakat dan simposium," kata Melisa dalam press conference Simposium Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jabar tentang Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada Anak di Hotel Aquila, Jalan Dr Junjunan, Sabtu (20/11)

Berdasarkan sebuah riset independen, Retail Audit Nielsen Indonesia Urban MAT Juli 2009 menunjukkan sekitar 50 persen konsumsi obat penurun demam anak di wilayah perkotaan di Indonesia mengandung asam asetilsalisilat (acetyl salycylic acid) dan golongan obat antiinplamasi nonsteroid (NSAID).

Asam asetilsalisilat maupun obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen yang memiliki indikasi kontra pada demam dengue maupun DBD. Karena bisa menimbulkan risiko pendarahan pada infeksi dengue dan sakit lambung yang memperburuk penyakit DBD. Ibuprofen juga diketahui dapat menurunkan trombosit dan menyebabkan pendarahan organ dalam.

Sedangkan asam salisilat memiliki efek samping sindroma Reye dan merangsang lambung. Sindroma Reye ini berkaitan dengan ketidakmampuan tubuh untuk mengatasi zat tubuh tertentu yang dapat menyebabkan gangguan pada otak dan hati yang banyak menimpa anak-anak di bawah usia 12 tahun. Gejalanya berupa muntah tak terkendali, demam, mengigau, dan tak sadar.

Prof dr Azhali MS SpA(K), Guru Besar FK Unpad menambahkan, obat antipertik (penurun demam) banyak macamnya, antara lain obat penurun panas yang mengandung ibuprofen, asam aminofen atau parasetamol, asam asetilsalsilat.

"Untuk berjaga-jaga atau anak terkena DBD sebaiknya memilih obat penurun panas yang mengandung parasetamol," katanya. (ddh)

sumber : http://www.tribunjabar.co.id/read/artikel/34861/hati-hati-pilih-obat-penurun-panas
Share |
0 komentar

Posting Komentar

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.
free counters

Free Hit Counters

SEO Stats powered by MyPagerank.Net